BARRU, SIT ZAM-ZAM — Dewasa ini, berkembang kajian saintifikasi Al-Qur’an. Dimana para peneliti menemukan bahwa terdapat banyak ayat-ayat yang memuat aspek sains di dalam Al-Qur’an. Sebab Al-Qur’an bukan hanya kitab petunjuk spiritual, tetapi juga mengandung isyarat-isyarat ilmiah yang sangat relevan dengan perkembangan sains modern. Ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta, air, tumbuhan, hewan, hingga manusia menunjukkan bahwa Islam mendorong umatnya untuk menggunakan akal dan mengkaji fenomena alam. Inilah yang menjadi salah satu fondasi filosofi pembelajaran IPA di SIT ZAM-ZAM: mengintegrasikan wahyu dengan sains agar peserta didik tumbuh sebagai insan ulil albab—yang berpikir kritis sekaligus beriman kuat.

Salah satu contoh ayat sains adalah penciptaan alam semesta:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.”
— QS. Az-Zariyat: 47

Ayat ini selaras dengan teori expanding universe dalam kosmologi yang menyebutkan bahwa alam semesta terus berkembang. Dalam pembelajaran IPA, ayat ini dapat dijadikan pengantar ketika siswa mempelajari materi Tata Surya dan Big Bang sehingga mereka memahami bahwa ilmu pengetahuan modern dapat menguatkan keimanan. Ayat lain menjelaskan tentang air sebagai sumber kehidupan:

“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup.”
— QS. Al-Anbiya’: 30

Ayat ini dapat dikaitkan dengan materi Sistem Organ Makhluk Hidup atau Ekosistem. Guru dapat mengajak siswa melakukan eksperimen tentang pentingnya air bagi proses fotosintesis atau kelangsungan makhluk hidup. Dengan begitu, siswa tidak hanya tahu konsep ilmiah, tetapi juga memahami keagungan Allah dalam menciptakan alam.

Dalam kajian tentang tumbuh-tumbuhan, Al-Qur’an turut memberi petunjuk ilmiah:

“… Maka Kami keluarkan darinya tumbuh-tumbuhan yang menghijau, yang daripadanya Kami keluarkan biji-bijian yang banyak…”
— QS. Al-An’am: 99

Ayat ini menuntun siswa untuk mengenal keanekaragaman hayati sekaligus proses pertumbuhan tanaman. Di SIT ZAM-ZAM, hal ini dapat diimplementasikan melalui praktikum penanaman, proyek urban farming, dan observasi langsung struktur tumbuhan, sehingga pembelajaran menjadi kontekstual dan bermakna.

Sementara itu, mengenai proses kejadian manusia, Al-Qur’an memberikan penjelasan detail:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur…”
— QS. Al-Insan: 2

Ayat ini sesuai dengan pengetahuan modern tentang pembuahan, perkembangan embrio, dan reproduksi. Guru dapat mengenalkan konsep ini secara ilmiah dan sesuai dengan tahap perkembangan siswa, sehingga terbangun pemahaman ilmiah yang tetap dalam koridor etika Islam.

Integrasi Ayat Sains dalam Pembelajaran IPA SIT ZAM-ZAM

Pendekatan sains berbasis wahyu di SIT ZAM-ZAM diwujudkan melalui:

Strategi Bentuk Implementasi
Ayat sebagai inspirasi pembelajaran Penyebutan ayat Al-Qur’an ketika memulai tema IPA tertentu
Inquiry Learning Islami Eksperimen yang diakhiri refleksi kebesaran Allah
Project-Based Learning Proyek sains bertema lingkungan sebagai amanah khalifah
STEM Berbasis Tauhid Membuat teknologi sederhana untuk kemaslahatan
Refleksi Keimanan Mengaitkan temuan sains dengan aspek spiritual

Dengan integrasi ini, siswa tidak hanya menguasai sains secara akademik, tetapi juga memiliki karakter religius, rasa ingin tahu tinggi, dan kesadaran ekologis sebagai bagian dari ibadah. Sains dalam Al-Qur’an mengajarkan bahwa meneliti alam adalah bentuk ibadah dan cara mengenal Sang Pencipta. Pembelajaran IPA di SIT ZAM-ZAM bertujuan menumbuhkan generasi yang mampu memadukan sains dan iman, sehingga mereka kelak menjadi ilmuwan dan pemimpin yang menjunjung nilai-nilai Islam dalam membangun peradaban.